Perilaku dan resiko berkendara
Di
era globalisasi ini transportasi berkembang sangat pesat baik darat, laut,
maupun udara. Transportasi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat di Indonesia, karena transportasi merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Secara umum masyarakat melakukan
pergerakan dengan tujuan yang berbeda, dan untuk mencapai tujuan dibutuhkan
sarana penunjang pergerakan tersebut berupa angkutan pribadi maupun angkutan
umum. Di Negara berkembang memiliki kendala
dalam mengimplementasikan keselamatan kerja secara sepenuhnya, salah satunya
adalah implementasi pada sektor transportasi. Kerugian akibat kecelakaan kerja
di transportasi darat. Tingginya tingkat kecelakaan diakibatkan karena
ketidakseimbangan antara pertumbuhan kebutuhan dan penggunaan sarana
transportasi dengan tingkat pemahaman dan fasilitas transportasi yang tersedia.
Indonesia, salah satu negara berkembang di kawasan ASEAN, memiliki rata-rata
jumlah kecelakaan transportasi darat mencapai 20.548 kasus per tahun. Indonesia
memiliki 100.318.522 kendaraan bermotor terdaftar pada tahun 2012, dimana 76% dari total adalah sepeda motor. Dibandingkan
dengan moda transportasi lainnya, sepeda motor memiliki risiko kecelakaan
tertinggi. Di Indonesia, 64% kecelakaan transportasi darat merupakan kecelakaan
sepeda motor, akibat dari lemahnya kesadaran dan kedisiplinan dalam mematuhi
aturan berkendara. Tingginya laju pertumbuhan penduduk, jumlah kendaraan
mengakibatkan tingginya tingkat permintaan terhadap sarana transportasi darat.
Namun, di beberapa negara ASEAN, infrastruktur jalan, peraturan dan pendidikan
berkendara seringkali tidak mengikuti pertumbuhan tersebut. Peningkatan tingkat
penggunaan kendaraan bermotor memberikan pengaruh positif pada penurunan tingkat
risiko trasportasi, membandingkan antara tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor
dan risiko di negara-negara ASEAN dengan Swedia sebagai negara industri yang
telah sukses menerapkan kebijakan trasportasi. Singapura, Brunei dan Malaysia
memiliki risiko kecelakaan lebih rendah dengan penggunaan kendaraan bermotor
yang tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Di Indonesia,
tingginya tingkat kecelakaan transportasi darat diakibatkan karena rendahnya
pemahaman dan kedisiplinan untuk menerapkan keamanan berkendara. Dibandingkan
dengan negara ASEAN dengan tingkat risiko yang lebih rendah, seperti Malaysia
dan Singapura, penggunaan sarana pengaman kendaraan bermotor di Indonesia masih
sangat rendah, khususnya pada pengguna sepeda motor.
Tahap untuk mengurangi
tingkat risiko berkendara
Memberikan penyeluhan
dan pemahaman ke masyarakat atau bersosialisasi tentang keselamatan di jalan raya
dan mengenalkan berupa aturan yang telah di terapkan oleh pemerintah atau pihak
yang wajib, dan memberikan perhatian kepada tingkat pemahaman masyarakat dalam
berkendara yang aman, serta diimbangi dengan penyediaan peraturan dan jalan
yang standar.
dan untuk
berganti dari penggunaan sarana transportasi berisiko tingi (kendaraan pribadi)
dengan sarana transportasi berisiko rendah (transportasi publik).
Penyediaan
sarana pengaman berkendara harus memperhatikan kondisi wilayah yang
bersangkutan. Helm didesain dengan memperhatikan beberapa hal, seperti:
kenyamanan ketika digunakan, berkualitas, ringan, dan sesuai dengan cuaca di
wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar